Lagu “Bad Guy” yang dirilis oleh Billie Eilish pada tahun 2019, sebagai bagian dari album When We All Fall Asleep, Where Do We Go?, mendefinisikan ulang lanskap pop global dengan pendekatan vokal yang minimalis, intim, namun sangat kuat. Berbeda dengan teknik belt bertenaga yang mendominasi pop sebelumnya, Eilish dan produser/kakaknya, Finneas O’Connell, mengandalkan bisikan (whisper) dan register vokal rendah untuk menciptakan atmosfer yang unik dan menarik. Elemen kunci dari teknik ini adalah Kekuatan Chest Voice rendah yang digunakan secara konsisten, dipadukan dengan tekstur vocal fry yang khas, memberikan nuansa yang edgy dan mengancam yang sesuai dengan liriknya.
Rekaman album ini, termasuk “Bad Guy,” sebagian besar dilakukan di studio rumah Finneas di Highland Park, Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada tahun 2018. Pendekatan produksi yang intim ini memungkinkan Billie Eilish untuk bernyanyi dengan volume yang sangat rendah, seringkali tepat di depan mikrofon, yang secara drastis mengubah bagaimana suara diproses dan dirasakan oleh pendengar. Kekuatan Chest Voice rendah adalah dasar dari setiap phrase dalam lagu ini. Chest voice digunakan dalam lagu ini untuk menghasilkan resonansi yang penuh dan mendalam meskipun volumenya rendah, menciptakan perasaan bahwa penyanyi sedang berbicara langsung ke telinga pendengar, sebuah teknik yang dikenal sebagai ASMR-pop.
Secara teknis, penggunaan vocal fry oleh Eilish, yang terdengar seperti suara serak yang berderak pada frekuensi paling rendah dari jangkauan vokal, bukanlah sebuah kesalahan atau kurangnya kontrol, melainkan pilihan gaya yang disengaja. Vocal fry ini sering terdengar jelas di akhir phrase tertentu—misalnya, pada kata “guy” di chorus—dan berfungsi untuk menambahkan tekstur kegelapan dan keunikan pada penyampaiannya. Di samping itu, Kekuatan Chest Voice dijaga agar tidak kehilangan intonasi yang tepat, sebuah tantangan teknis mengingat betapa sulitnya menjaga pitch pada volume yang sangat rendah. Ini menunjukkan kontrol laring yang luar biasa, kemampuan untuk mengaktifkan dan mengendalikan pita suara bahkan pada tegangan minimal.
Kontrol Eilish terhadap dinamika juga patut dicermati. Lagu ini sebagian besar menggunakan rentang dinamika pianissimo (sangat lembut) hingga mezzo-piano (agak lembut). Tidak ada belt atau teriakkan. Pada bagian chorus yang paling menonjol, seperti lirik “I’m the bad guy,” vokal dilapis dan diproses dengan compression yang agresif, yang secara artifisial meningkatkan volume chest voice rendah dan vocal fry menjadi punchline sonik. Pemilihan register vokal rendah ini diklaim oleh produser Finneas sebagai cara untuk “membuat suara Billie unik di radio,” karena sebagian besar lagu pop lainnya bersaing di frekuensi vokal tinggi.
Pada akhirnya, lagu “Bad Guy” adalah studi kasus yang menarik tentang bagaimana penyanyi modern dapat menggunakan register vokal rendah—khususnya Kekuatan Chest Voice yang tenang dan vocal fry yang terkontrol—untuk mencapai dampak komersial dan artistik yang besar. Pendekatan ini membuktikan bahwa power vokal tidak selalu terletak pada volume atau range tinggi, melainkan pada kontrol, tekstur, dan kedekatan emosional yang diciptakan melalui teknik yang disengaja dan inovatif. Teknik ini sangat bertolak belakang dengan teknik vokal belting klasik dari tahun 90-an dan 2000-an, mendefinisikan estetika anti-pop di era modern.
