Kabar mengenai pengetatan anggaran pemerintah turut berdampak pada berbagai sektor, termasuk bisnis perhotelan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menghadapi tantangan ini, jajaran manajemen BUMN hotel kini tengah memutar otak dan mencari berbagai cara untuk menjaga keberlangsungan bisnis serta mempertahankan kualitas layanan di tengah anggaran yang dibatasi.
Salah satu strategi utama yang kemungkinan akan diterapkan adalah efisiensi operasional secara menyeluruh. Langkah ini meliputi peninjauan kembali berbagai pos pengeluaran, mulai dari biaya energi, pengadaan perlengkapan, hingga optimalisasi sumber daya manusia. Dengan melakukan penghematan yang cermat tanpa mengorbankan kualitas pelayanan, BUMN hotel berupaya untuk tetap kompetitif di pasar.
Selain efisiensi, inovasi layanan juga menjadi kunci penting. BUMN hotel didorong untuk lebih kreatif dalam menawarkan paket-paket menarik, memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan pengalaman tamu, serta mengembangkan layanan tambahan yang dapat menjadi sumber pendapatan baru. Misalnya, fokus pada wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dengan menawarkan paket yang lebih fleksibel dan menarik bagi korporasi maupun instansi pemerintah.
Diversifikasi pasar juga menjadi pertimbangan strategis. Jika selama ini BUMN hotel banyak mengandalkan anggaran pemerintah, kini saatnya untuk memperluas jangkauan pasar ke sektor swasta dan wisatawan umum. Kerja sama dengan agen perjalanan daring (OTA), pengembangan promosi yang menarik, serta penawaran harga yang kompetitif menjadi langkah penting dalam menarik segmen pasar yang lebih luas.
Tak hanya itu, sinergi antar BUMN juga dapat menjadi solusi. Pemanfaatan aset dan layanan dari BUMN lain, seperti maskapai penerbangan atau penyedia layanan transportasi, dapat menciptakan paket perjalanan yang lebih menarik dan efisien bagi konsumen. Konsolidasi bisnis hotel antar BUMN, seperti yang pernah diwacanakan, juga bisa menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi di industri perhotelan nasional.
Menjaga kualitas layanan dan kepuasan pelanggan tetap menjadi prioritas utama. Di tengah keterbatasan anggaran, BUMN harus tetap memastikan bahwa standar pelayanan tetap terjaga, bahkan ditingkatkan melalui pelatihan staf dan pemanfaatan teknologi. Dengan demikian, loyalitas pelanggan tetap terjaga dan citra positif BUMN hotel dapat terus dipertahankan. Adaptasi, inovasi, dan efisiensi menjadi kunci bagi BUMN hotel untuk tetap berjaya di tengah tantangan anggaran yang terbatas.
